Kejadian ini nyata dan terjadi di Palembang. Sebuah developer di Palembang yang menamakan dirinya PT. Riandizky menjual perumahan yang mereka namakan Tanjung Barangan Indah. Dengan iming-iming perumahan tersebut akan dibangun juga apartment, kolam/danau, waterboom, perumahan tersebut nantinya untuk peserta SEA GAMES, dsb.
Penjualan dan sedikit pembangunan dilakukan dengan bos dan anak buahnya developer menginap di salah satu hotel mewah di Palembang (ternyata belakangan diketahui kalau menginap di hotel tersebut dilakukan agar bisa kabur). Si bos developer ngakunya tinggal di singapura, punya kapal tanker, modalnya selain dari Singapura, juga dari Qatar. Di Singapura dia ngakunya bekerja sama dengan perusahaan Oracle (Apa hubungannya Oracle dengan developer ya?).
Setelah menjual dengan gencar, mulai terlihat keganjilan-keganjilan dimana sertifikat SHM yang dijanjikan tidak turun-turun dengan bermacam alasan. Setelah saya cek ke notaris, ternyata hanya sedikit lahan yang diurus SHM nya oleh developer ini. Lahan lainnya sepertinya bermasalah sehingga tidak muncul sertifikat induk atas nama si developer (sebelum dipecah ke pembeli). Dengan janji-janji meyakinkan, si developer meyakinkan calon pembeli untuk setor duit dengan hanya diberikan perjanjian jual beli dibawah tangan (hanya nota jual beli antara si developer dengan pembeli tanpa notaris).
Pembangunannya sangat mencurigakan, tidak meyakinkan (jumlah pekerja dan alat beratnya sedikit), lambat, dan developer berulang kali menjanjikan waktu penyelesaian yang terus mundur. Sampai akhirnya si pimpinan developer hanya bisa dihubungi lewat telpon, dan email dan isinya janji2 tidak jelas. Sementara si anak buahnya juga menghindar dengan alasan tidak tahu nomer telpon bos nya dan hanya bos nya yang bisa menghubungi mereka dengan private number sehingga mereka tidak tahu nomer contact bos nya tersebut (tidak masuk akal).
PT. Riandizky itu adalah perusahaan keluarga dengan pemiliknya antara lain:
1. Nanda (cowok)
2. Ari (cowok)
3. Julian Syahputra (infonya ini orangnya sama dengan Yuliansyah Putra yang dipukuli oleh bayaran Asti Ananta karena memang orangnya brengsek -- bisa di google).
Kemudian beberapa sales dan orang kepercayaannya mereka adalah keponakan2 nya antara lain adalah bernama Victor.
Sampai sekarang bos perusahaan tersebut masih terus menghindar/kabur. Saya sudah menghubungi beberapa korbannya dan infonya sudah ada yang mengadukan ke polisi. Para pembeli sudah menyetor masing-masing ratusan juta, termasuk tunggakan si developer ke notaris.
Setelah mencari beberapa info, ternyata si Julian ini juga pernah bermasalah yang sama di Medan yaitu membangun aparment di Medan, kemudian melarikan duit pembelinya, infonya dia pernah masuk TV juga karena kasus itu.
Jadi memang keluarga ini adalah keluarga pemain melarikan duit orang. Ibunya sendiri ada di Palembang tetapi selalu berbohong tidak tahu cara contact anaknya (apa mungkin orangtua tidak tahu contact dan alamat anaknya??). Dan kalau ditanya ke sepupu-sepupunya jawabannya kadang bilang si Julian sedang di Singapura, kadang bilang di Jakarta. Kadang jawaban dari ibu dan anak buahnya bertentangan, ada yang bilang di Singapura, Australia, Jakarta (satu keluarga tersebut sepertinya memang penjahat). Pernah ketika anak buahnya bilang si Julian itu di Singapura, ada pembeli yang cek ke rumah mertuanya di Jakarta dan ketemu disitu, hanya sayangnya si pembeli tersebut kembali mau dikasih janji manis. Besok-besoknya ketika mendatangi rumah si mertuanya itu, si Julian sudah tidak bisa lagi ditemui. Si mertua nya juga sepertinya sudah kongkow jadi mengaku tidak tahu alamat serta contact si Julian (masuk akal ga ya si mertua tidak bisa contact istri Julian yang adalah anaknya sendiri???).
Julian sendiri dalam proyek Riandizki panggilannya adalah Alex. Bisa jadi di proyek lain memakai nama lain, serta bisa jadi mereka memakai nama perusahaan lain.
Bila ada yang sedang menghadapi developer yang meragukan, mungkin bisa langsung konfirmasi ke saya di : 0813-88133108 atau email ke andijkt75@telkom.net agar anda tidak menjadi korban orang/keluarga/developer brengsek seperti ini.
Foto-foto ini adalah foto Julian, istri, dan anaknya: